Rabu, Januari 28, 2009

Kontemplasi

· 0 komentar

aku minta pada Allah setangkai bunga segar, ia beri aku kaktus berduri....
aku minta pada Allah binatang mungil nan cantik, ia beri aku ulat berbulu....
aku sempat sedih, protes & kecewa betapa tidak adilnya ini.....
namun kemudian kaktus itu berbunga indah sekali......
ulat itu pun tumbuh dan berubah menjadi kupu2 yang teramat cantik.........
itulah jalan Allah indah pada waktunya!......
Allah tidak memberikan apa yang kita harapkan, tapi ia memberikan apa yang kita perlukan....
kadang kita sedih, kecewa, dan terluka......
tapi jauh diatas segalanya, Ia sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita.....
semoga kita termasuk golongan orang2 yang pandai bersyukur atas karunia-Nya.....

Read More......

Rabu, Januari 14, 2009

Speleologi

· 0 komentar

Speleologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua suku kata, yaitu spelaion yang berarti goa, dan logos yang berarti ilmu. Sehingga dapat diartikan bahwa speleologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek yang berhubungan dengan goa serta lingkungannya, baik fisik maupun biologis.
Di Indonesia speleologi baru ada pada pertengahan dekade 70-an. Di perkenalkan oleh Robby Ko King Tjoen DV melelui media massa. Tahun 1979 bersama Norman Edwin (Alm) mendirikan SPECAVINA club caving pertama di Indonesia. Setelah bubar awal dekade 80-an maka pada tanggal 23 mei 1983 Robby mendirikan HIKESPI (Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia) yang mendapat pengakuan International. Sedang Norman Edwin mendirikan club “Garba Bumi”.
Pada saat inilah banyak bermunculan club-club speleologi di Indonesia seperti; ASC yang berdiri pada tanggal 1 januari 1984, SSS – Surabaya, DSC – Bali, SCALA – Malang dll.
Binatang hidup di dalam goa dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan menurut derajat ketergantungan binatang tersebut terhadap kondisi goa, yaitu :
1.Troloxenis (Cave Visitor)
Trogloxenis adalah binatang yang hidup di dalam goa yang sifatnya hanya sebagai pendatang saja. Misalnya : kupu-kupu, udang-udangan, kelelawar dan lain sebagainya.
2. Troglophiles (Cave Guest)
Troglophiles adalah binatang yang mencintai goa dan sifatnya juga hanya sebagai tamu akan tetapi selamanya hidup di dalam kegelapan. Misalnya : salamander, cacing, crustachea, kupu-kupu, dan binatang yang pigmennya sudah berkurang. Binatang dari kedua golongan ini biasanya hidup dan tersebar di mulut goa.
3.Troglobites (Cave Dweeler)
Troglobiter adalah binatang yang hidupnya menetap di dalam goa dan biasanya tidak memiliki mata atau dapat dikatakan buta. Misalnya : Ikan goa, insecta seperti jangkrik yang memiliki badan lebih panjang dari jenisnya, dan binatang parasit kutu-kutu yang dibawa masuk oleh kelelawar. Golongan binatang ini hidup di kedalaman goa.
referensi:
Diktat Caving KPA Arkadia

Read More......

Ternyata nama bisa juga jadi kata-kata…..

· 0 komentar

Sapi perahan yang mulai mengurus tergulai lemah menghitung hari2 terakhirnya…..
Ular-ular berdasi yang pandai bersilat lidah menerkam dan menghempaskanya
dengan bisa…
Harimau sang penguasa hanya bisa menebar pesona……
Anjing-anjing peliharaan bermanja ria merayu majikanya…..
Topeng pemangsa hadir di mimbar-mimbar masjid dan musholah…..
Mantra dan ajianya menghipnotis sang pendosa…..
Ababil murka melempari dengan batu-batu amarah….
Nestapa dan derita menjadi pemandangan yang biasa…..

Read More......

Kamis, Januari 08, 2009

Goa....???

· 0 komentar

Goa adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat ditelusuri manusia. Yang lebih kecil dari pada itu disebut microcave atau goa miniatur yang hanya bisa di lewati oleh hewan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah goa alam, namun ada juga yang buatan manusia seperti tempat perlindungan perang dan lain-lain.
Goa alam dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan letak dan batuan pembentuknya, yaitu:
1. Goa lava : terbentuk akibat pergeseran permukaan tanah akibat gejala keaktifan vulkanologi.
2. Goa litoral : Goa yang terdapat di daerah pantai, palung laut, atau tebing di muara sungai, terbentuk akibat terpaan air laut (abrasi)
3. Goa batu gamping (karst) : Goa yang terbentuk akibat terjadinya peristiwa karst (pelarutan batuan kapur akibat aktifitas air) sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi. Diperkirakan wilayah sebaran karst terbesar di dunia adalah Indonesia.
4. Goa pasir, goa batu halit, goa es dsb : adalah bentukan goa yang sangat jarang dijumapi di dunia, hanya meliputi 5% dari seluruh jumlah goa di dunia.

Fungsi goa
· Tempat berlindung orang primitif
· Tempat penambangan mineral (kalsit/gamping, guano) – Tempat pemburuan (walet, sriti, kalelawar)
· Obyek wisata alam bebas dan minat khusus
· Obyek sosial budaya (legenda, mistik) Gudang air tanah potensial sepanjang tahun
· Laboratorium ilmiah yang peka, lengkap dan langka
· Indikator perubahan lingkungan paling sensitif
· Fasilitas penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi kehidupan makro ekosistem di luar goa.

Bentuk goa dapat dibagi atas :
1. Vertical caves adalah goa yang lorongnya berbentuk vertikal dan kedalamannya bisa mencapai 100 meter. Dan goa seperti ini juga biasa disebut photoling.
2. Horizontal caves adalah goa yang lorongnya berbentuk horizontal, tetapi tidak 100 % lurus begitu saja, akan tetapi berbelok-belok dan juga naik turun. Dan goa yang seperti ini juga biasa disebut prheatic.


Sejarah Penelusuran Goa
Tidak ada catatan resmi kapan manusia menelusuri goa. Berdasarkan peninggalan-peninggalan, berupa sisa makanan, tulang belulang, dan juga lukisan-lukisan, dapat disimpulkan bahwa manusia sudah mengenal goa sejak puluhan tahun silam yang tersebar di benua Eropa, Afrika, Amerika. Menurut catatan yang ada penelusuran goa dimulai oleh John Beaumont ahli bedah, tambang, dan geologi amatir dari somerset Inggris (1674), orang pertama yang menelusuri sumuran (potholing) sedalam 20 meter dan menemukan ruangan dengan panjang 80 meter, lebar 3 meter, serta ketinggian plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin. Beaumont merangkak sejauh 100 meter dan menemukan jurang (internal pitch). Ia mengikat tubuhnya dengan tali dan minta diulur sedalam 25 meter. Ia melaporkan penemuan ini kepada British Royal society. Orang yang paling berjasa mendiskripsikan goa-goa pada antara tahun 1670-1680 adalah Baron Johann Valsavor dari Slovenia. Dia mendapat penghargaan dari British Royal Society.
Joseph Nagel pada tahun (1747) mendapat tugas dari istana untuk memetakan sistem pergoaan di kerajaan Austro-Hongaria. Sedangkan wisata goa pertama kali tercatat tahun 1818, ketika kaisar Hansburg Francis I dari Austria meninjau goa Adelsberg (sekarang bernama goa postojna) terletak di Yugoslavia. Kemudian Josip Jersinovic mengembangkannya sebagai tempat wisata dengan memudahkan tempat itu dicapai, diberi penerangan dan pengunjung dikenakan biaya. Tahun 1881 New York Times mengkritik bahwa keindahan goa telah dirusak hanya untuk mencari keuntungan.
Stephen Bishop pemandu wisata yang paling berjasa, ia budak belian yang di pekerjakan oleh Franklin Gorin seorang pengacara yang membeli tanah di sekitar Goa mammoth, kentucky AS pada tahun 1838. mammoth cave sendiri terdiri dari ratusan lorong (Stephen Bishop menemukan sekitar 222 lorong) dengan panjang 300 mil hingga kini belum selesai ditelusuri dan diteliti, tahun 1983 oleh usaha International Union of Speleology. Mammoth cave di akui oleh PBB sebagai salah satu warisan dunia (World herritage).
Tahun 1866-1888 pada masa ini diakui saat lahirnya ilmu speleology yang di pelopori oleh Edward Alfred Martel (1859-1938). Ia di juluki sebagi bapak speleologi dunia.
referensi:
DIKTAT CAVING KPA ARKADIA

Read More......

Rabu, Januari 07, 2009

PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

· 0 komentar

A. Pendahuluan
Di dalam khazanah pemikiran Islam, terutama karya-karya Ilmiah berbahasa arab, terdapat berbagai istilah yang dipergunakan oleh ulama dalam memberikan pengertian tentang “Pendidikan Islam” dan sekaligus diterapkan dalam konteks yang berbeda-beda.
Pendidikan Islam itu, menurut Langgulung (1997), setidak-tidaknya tercakup dalam delapan pengertian, yaitu al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), ta’lim al-din (pengajaran agama), al-ta’lim al-diny (pengajaran keagamaan), al-ta’lim al-Islamy (pengajaran keIslaman), tarbiyah al-muslimin (pendidikan orang-orang Islam), al-tarbiyah fi al Islam (pendidikan Islami).
Dikalangan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini, istilah “Pendidikan” mendapatkan arti yang sangat luas. kata-kata pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan, sebagai istilah-istilah tekhnis tidak lagi dibeda-bedakan oleh masyarakat kita, tetapi ketiga-tiganya melebur menjadi satu pengertian baru tentang pendidikan (Mochtar Buchori, 1989). Di dalam undang-undang nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1 misalnya, dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiaan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Dari sini dapat dipahami bahwa dalam kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan terkandung makna pendidikan.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupanya sebagai aktifitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktifitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup (bagaimana orang akan menjalani dan memanfaatkan hidup dan kehidupanya), sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial. Sedagkan pendidikan sebagai fenomena adalah perstiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak.dalam konteks pendidikan Islam, berarti pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup tersebut harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah/Al-Hadits.

B. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Urgensi pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari pengertian pendidikan agama Islam itu sendiri. Di dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain Pendidikan Agama. Dan dalam penjelasanya dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama daalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional.
Dalam konsep Islam, Iman merupakan potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk amal shaleh, sehingga nenghasilkan prestasi rohani (iman) yang disebut taqwa. Amal saleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk kesalehan pribadi; hubungan manusia dengan sesamanya yang membentuk kesalehan sosial (solidaritas sosial), dan hubungan manusia dengan alam yang membentuk kesalehan terhadap alam sekitar. Kualitas amal saleh akan menentukan derajat ketaqwaan (prestasi rohani/iman) seseorang dihadapan Allah SWT.
Di dalam GBPP PAI di Sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu berikut ini.
1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan; dalam arti ada yang dibimbing, diajari dan/atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran Agama Islam.
3. Pendidik atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang melaukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan secara sadar terhadap para peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
4. Kegiatan (pembelajaran) pendidikan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Agama Islam dari peserta didik, yang disamping untuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial.
Usaha pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah diharapkan agar mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus kesalehan sosial sehingga pendidikan agama Islam diharapkan jangan sampai: (1) Menumbuhkan semangat fanatisme; (2) Menumbuhkan sikap intoleran dikalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia; dan (3) Memperlemah kerukunan hidup beragama serta persatuan dan kesatuan nasional (Menteri Agama RI, 1996). Walhasil pendidikan agama Islam diharapkan mampu menciptakan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas, yaitu ukhuwah fi al-‘ubudiyah, ukhuwah fi al-insaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi din al-Islam.
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang pluralistik, dalam arti masyarakat yang serba plural, baik dalam agama, ras, etnis, budaya dan sebagainya, pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan mampu mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas tersebut. Sungguhpun masyarakat berbeda-beda agama, ras, etnis, tradisi, dan budaya, tetapi bagaimana melaui keragaman ini dapat dibangun suatu tatanan yang rukun, damai dan tercipta kebersamaan hidup serta toleransi yang dinamis dalam membangun bangsa Indonesia.
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Urgensi Pendidikan Agama Islam tidak terlepas dari tujuan pendidikan itu sendiri. Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara” (GBPP PAI, 1994). Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu :
1. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
2. Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual)
3. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan Ajaran Islam.
4. Dimensi pengamalanya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakan, mengamalkan, dam menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Di dalam GBPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum 1999, tujuan PAI tersebut lebih dipersingkat lagi, yaitu: ”agar siswa memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan Ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia”. Rumusan tujuan PAI ini mengandung pengertian bahwa proses pendidikan Agama Islam yan dilalui dan dialami oleh siswa di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju ketahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama kedalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini terkait erat dengan kognisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamanya terhadap ajaran dan nilai Agama Islam (tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian, akan terbentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia.
Tugas Guru Pendidikan Agama Islam adalah berusaha secara sadar untuk membimbing, mengajar dan/atau melatih siswa agar dapat:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
2. Menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang agama serta mengembangkanya secara optimal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri daan dapat pula bermanfaat bagi orang lain.
3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahanya dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menangkal dan mencegah pengaruh negative dari kepercayaan, paham atau budaya lain yang membahayakan dan menghambat perkembangan keyakinan siswa.
5. Menyesuaikan diri dengan lingkunganya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang sesuai dengan ajaran Islam.
6. Menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
7. Mampu memahami, mengilmui pengetahuan agama Islam secara menyeluruh sesuai dengan daya serap siswa dan keterbatasan waktu yang tersedia.

D. Penutup
Setelah dipapakarkan secara panjang lebar akan pentingnya pendidikan Agama Islam, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama Islam adalah adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam secara umum bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, suti’ah, Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan pendidikan agama Islam di sekolah, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002

Idi, Abdullah, pengembangan kurikulum: teori dan praktik, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1999

Read More......

Atman by @te. Supported by Ghatet