Goa adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat ditelusuri manusia. Yang lebih kecil dari pada itu disebut microcave atau goa miniatur yang hanya bisa di lewati oleh hewan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah goa alam, namun ada juga yang buatan manusia seperti tempat perlindungan perang dan lain-lain.
Goa alam dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan letak dan batuan pembentuknya, yaitu:
1. Goa lava : terbentuk akibat pergeseran permukaan tanah akibat gejala keaktifan vulkanologi.
2. Goa litoral : Goa yang terdapat di daerah pantai, palung laut, atau tebing di muara sungai, terbentuk akibat terpaan air laut (abrasi)
3. Goa batu gamping (karst) : Goa yang terbentuk akibat terjadinya peristiwa karst (pelarutan batuan kapur akibat aktifitas air) sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi. Diperkirakan wilayah sebaran karst terbesar di dunia adalah Indonesia.
4. Goa pasir, goa batu halit, goa es dsb : adalah bentukan goa yang sangat jarang dijumapi di dunia, hanya meliputi 5% dari seluruh jumlah goa di dunia.
Fungsi goa
· Tempat berlindung orang primitif
· Tempat penambangan mineral (kalsit/gamping, guano) – Tempat pemburuan (walet, sriti, kalelawar)
· Obyek wisata alam bebas dan minat khusus
· Obyek sosial budaya (legenda, mistik) Gudang air tanah potensial sepanjang tahun
· Laboratorium ilmiah yang peka, lengkap dan langka
· Indikator perubahan lingkungan paling sensitif
· Fasilitas penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi kehidupan makro ekosistem di luar goa.
Bentuk goa dapat dibagi atas :
1. Vertical caves adalah goa yang lorongnya berbentuk vertikal dan kedalamannya bisa mencapai 100 meter. Dan goa seperti ini juga biasa disebut photoling.
2. Horizontal caves adalah goa yang lorongnya berbentuk horizontal, tetapi tidak 100 % lurus begitu saja, akan tetapi berbelok-belok dan juga naik turun. Dan goa yang seperti ini juga biasa disebut prheatic.
Sejarah Penelusuran Goa
Tidak ada catatan resmi kapan manusia menelusuri goa. Berdasarkan peninggalan-peninggalan, berupa sisa makanan, tulang belulang, dan juga lukisan-lukisan, dapat disimpulkan bahwa manusia sudah mengenal goa sejak puluhan tahun silam yang tersebar di benua Eropa, Afrika, Amerika. Menurut catatan yang ada penelusuran goa dimulai oleh John Beaumont ahli bedah, tambang, dan geologi amatir dari somerset Inggris (1674), orang pertama yang menelusuri sumuran (potholing) sedalam 20 meter dan menemukan ruangan dengan panjang 80 meter, lebar 3 meter, serta ketinggian plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin. Beaumont merangkak sejauh 100 meter dan menemukan jurang (internal pitch). Ia mengikat tubuhnya dengan tali dan minta diulur sedalam 25 meter. Ia melaporkan penemuan ini kepada British Royal society. Orang yang paling berjasa mendiskripsikan goa-goa pada antara tahun 1670-1680 adalah Baron Johann Valsavor dari Slovenia. Dia mendapat penghargaan dari British Royal Society.
Joseph Nagel pada tahun (1747) mendapat tugas dari istana untuk memetakan sistem pergoaan di kerajaan Austro-Hongaria. Sedangkan wisata goa pertama kali tercatat tahun 1818, ketika kaisar Hansburg Francis I dari Austria meninjau goa Adelsberg (sekarang bernama goa postojna) terletak di Yugoslavia. Kemudian Josip Jersinovic mengembangkannya sebagai tempat wisata dengan memudahkan tempat itu dicapai, diberi penerangan dan pengunjung dikenakan biaya. Tahun 1881 New York Times mengkritik bahwa keindahan goa telah dirusak hanya untuk mencari keuntungan.
Stephen Bishop pemandu wisata yang paling berjasa, ia budak belian yang di pekerjakan oleh Franklin Gorin seorang pengacara yang membeli tanah di sekitar Goa mammoth, kentucky AS pada tahun 1838. mammoth cave sendiri terdiri dari ratusan lorong (Stephen Bishop menemukan sekitar 222 lorong) dengan panjang 300 mil hingga kini belum selesai ditelusuri dan diteliti, tahun 1983 oleh usaha International Union of Speleology. Mammoth cave di akui oleh PBB sebagai salah satu warisan dunia (World herritage).
Tahun 1866-1888 pada masa ini diakui saat lahirnya ilmu speleology yang di pelopori oleh Edward Alfred Martel (1859-1938). Ia di juluki sebagi bapak speleologi dunia.
referensi:
DIKTAT CAVING KPA ARKADIA
Goa alam dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan letak dan batuan pembentuknya, yaitu:
1. Goa lava : terbentuk akibat pergeseran permukaan tanah akibat gejala keaktifan vulkanologi.
2. Goa litoral : Goa yang terdapat di daerah pantai, palung laut, atau tebing di muara sungai, terbentuk akibat terpaan air laut (abrasi)
3. Goa batu gamping (karst) : Goa yang terbentuk akibat terjadinya peristiwa karst (pelarutan batuan kapur akibat aktifitas air) sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi. Diperkirakan wilayah sebaran karst terbesar di dunia adalah Indonesia.
4. Goa pasir, goa batu halit, goa es dsb : adalah bentukan goa yang sangat jarang dijumapi di dunia, hanya meliputi 5% dari seluruh jumlah goa di dunia.
Fungsi goa
· Tempat berlindung orang primitif
· Tempat penambangan mineral (kalsit/gamping, guano) – Tempat pemburuan (walet, sriti, kalelawar)
· Obyek wisata alam bebas dan minat khusus
· Obyek sosial budaya (legenda, mistik) Gudang air tanah potensial sepanjang tahun
· Laboratorium ilmiah yang peka, lengkap dan langka
· Indikator perubahan lingkungan paling sensitif
· Fasilitas penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi kehidupan makro ekosistem di luar goa.
Bentuk goa dapat dibagi atas :
1. Vertical caves adalah goa yang lorongnya berbentuk vertikal dan kedalamannya bisa mencapai 100 meter. Dan goa seperti ini juga biasa disebut photoling.
2. Horizontal caves adalah goa yang lorongnya berbentuk horizontal, tetapi tidak 100 % lurus begitu saja, akan tetapi berbelok-belok dan juga naik turun. Dan goa yang seperti ini juga biasa disebut prheatic.
Sejarah Penelusuran Goa
Tidak ada catatan resmi kapan manusia menelusuri goa. Berdasarkan peninggalan-peninggalan, berupa sisa makanan, tulang belulang, dan juga lukisan-lukisan, dapat disimpulkan bahwa manusia sudah mengenal goa sejak puluhan tahun silam yang tersebar di benua Eropa, Afrika, Amerika. Menurut catatan yang ada penelusuran goa dimulai oleh John Beaumont ahli bedah, tambang, dan geologi amatir dari somerset Inggris (1674), orang pertama yang menelusuri sumuran (potholing) sedalam 20 meter dan menemukan ruangan dengan panjang 80 meter, lebar 3 meter, serta ketinggian plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin. Beaumont merangkak sejauh 100 meter dan menemukan jurang (internal pitch). Ia mengikat tubuhnya dengan tali dan minta diulur sedalam 25 meter. Ia melaporkan penemuan ini kepada British Royal society. Orang yang paling berjasa mendiskripsikan goa-goa pada antara tahun 1670-1680 adalah Baron Johann Valsavor dari Slovenia. Dia mendapat penghargaan dari British Royal Society.
Joseph Nagel pada tahun (1747) mendapat tugas dari istana untuk memetakan sistem pergoaan di kerajaan Austro-Hongaria. Sedangkan wisata goa pertama kali tercatat tahun 1818, ketika kaisar Hansburg Francis I dari Austria meninjau goa Adelsberg (sekarang bernama goa postojna) terletak di Yugoslavia. Kemudian Josip Jersinovic mengembangkannya sebagai tempat wisata dengan memudahkan tempat itu dicapai, diberi penerangan dan pengunjung dikenakan biaya. Tahun 1881 New York Times mengkritik bahwa keindahan goa telah dirusak hanya untuk mencari keuntungan.
Stephen Bishop pemandu wisata yang paling berjasa, ia budak belian yang di pekerjakan oleh Franklin Gorin seorang pengacara yang membeli tanah di sekitar Goa mammoth, kentucky AS pada tahun 1838. mammoth cave sendiri terdiri dari ratusan lorong (Stephen Bishop menemukan sekitar 222 lorong) dengan panjang 300 mil hingga kini belum selesai ditelusuri dan diteliti, tahun 1983 oleh usaha International Union of Speleology. Mammoth cave di akui oleh PBB sebagai salah satu warisan dunia (World herritage).
Tahun 1866-1888 pada masa ini diakui saat lahirnya ilmu speleology yang di pelopori oleh Edward Alfred Martel (1859-1938). Ia di juluki sebagi bapak speleologi dunia.
referensi:
DIKTAT CAVING KPA ARKADIA
0 komentar:
Posting Komentar